Ma’had Aly Andalusia – Dunia berubah cepat. Hari ini, yang viral adalah AI, startup unicorn, dan kripto. Esoknya, orang sibuk bahas green energy, perang dagang, atau tren fashion dari Korea. Sementara di sudut lain, pesantren masih teguh dengan kitab kuningnya, dengan papan tulis kapurnya, dengan santri yang hafalan nadzomnya lebih panjang dari caption influencer. Lalu, ada yang bertanya—dengan nada prihatin, kadang meremehkan.
“Apa pesantren tidak ketinggalan zaman?”
Pertanyaan yang sama pernah diajukan seribu kali, sejak era penjajahan sampai era Instagram. Dan jawabannya tetap sama: yang ketinggalan itu bukan pesantren. Yang bingung itu kita.
Gadget, Data, dan Hafalan
Hari ini, kebanyakan orang tidak bisa hidup tanpa ponsel. “Hidup tanpa sinyal adalah kematian kecil,” kata seorang teman. Coba matikan WiFi di kantor, seketika suasana jadi lebih khusyuk daripada sholat Jumat. Tapi di pesantren, santri hidup tanpa gadget. Dan mereka baik-baik saja. Tidak ada FOMO, tidak ada urgensi cek notifikasi setiap dua menit. Sementara yang di luar sana banyak yang bergantung pada Google untuk mencari jawaban, santri menyimpan ratusan dalil di kepalanya, lengkap dengan sanad dan matannya.
Penelitian dari University of Waterloo menyebutkan bahwa kebiasaan menghafal tanpa bantuan teknologi bisa meningkatkan daya ingat jangka panjang hingga 30 persen. Santri sudah melakukannya sejak dulu—tanpa riset, tanpa seminar, dan tanpa TED Talk. Lalu, siapa yang lebih maju?
Startup vs Sufisme
Ada yang bilang, santri nggak ngerti dunia modern. Tapi coba lihat. Sekarang dunia mulai melirik spiritualitas. Di Silicon Valley, para CEO mulai meditasi, belajar mindfulness, bahkan ada yang puasa untuk meningkatkan fokus.Santri? Sudah melakukan itu sejak dulu. Mereka sudah terbiasa puasa sunnah, tahajud, dan hidup sederhana. Mereka tidak perlu bayar jutaan untuk ikut kelas digital detox.
Menurut Harvard Business Review, tren kepemimpinan modern justru butuh elemen sufisme: kesabaran, keikhlasan, dan emotional intelligence. Santri sudah terbiasa mengasah itu, bukan lewat seminar motivasi, tapi lewat riyadhoh dan tirakat.Jadi, siapa yang sebenarnya sedang mengejar siapa?
Ekonomi Santri, Ekonomi Masa Depan
Pesantren tidak hanya mengaji. Banyak yang sudah mandiri secara ekonomi. Dari usaha warung hingga ekspor kopi. Dari peternakan lele hingga industri digital. Bahkan, ada pesantren yang kini bergerak di sektor fintech berbasis syariah.Menurut data Kemenko Perekonomian, perputaran ekonomi pesantren di Indonesia mencapai Rp12 triliun per tahun. Angka yang tidak kecil. Bahkan, beberapa pesantren punya unit bisnis yang lebih mapan dibanding startup yang sibuk mencari investor.
Di satu sisi, dunia startup berulang kali mengalami bubble burst, banyak yang gagal bertahan lebih dari lima tahun. Di sisi lain, pesantren tetap berdiri ratusan tahun, menghidupi ribuan orang, tanpa perlu investor asing. Jadi, kalau dibilang pesantren ketinggalan zaman, mungkin kita yang gagal membaca data.
Ketinggalan atau Salah Arah?
Ada dua cara menyikapi perubahan zaman: ikut terbawa arus tanpa arah, atau berdiri teguh dengan identitas sendiri.Pesantren memilih yang kedua. Tidak tergesa-gesa mengejar tren, tidak latah ikut-ikutan. Pesantren tahu bahwa teknologi akan berubah, ekonomi akan naik turun, tapi nilai-nilai tetap abadi.
Di luar pesantren, orang sibuk mengejar karier, uang, dan pengakuan sosial—kadang sampai lupa siapa diri mereka. Di pesantren, santri belajar mengenal diri, memahami makna hidup, dan menjaga adab. Mungkin, yang ketinggalan zaman bukan pesantren. Mungkin, kita yang terlalu sibuk mengejar sesuatu tanpa tahu ke mana kita sebenarnya menuju.
- Terima Kasih Telah Menjadi Cahaya di Kala Kami Masih Belajar MenyalaPost Views: 62 Keluar dari pondok mungkin bagi sebagian orang terlihat biasa saja. Langkah kalian hari ini tampak ringan, senyuman terselip di bibir, seolah tak ada beban yang tersisa. Namun percayalah, akan ada masanya air…
- “Kami Berjuang Sepuluh Tahun agar Ma’had Aly Diakui,” Ujar Ketua Tim PD Pontren Kemenag Jateng dalam Wisuda Ke-2 Ma’had Aly AndalusiaPost Views: 65 Banyumas, 20 Oktober 2025 — Langit pagi di Andalusia hari itu begitu teduh, seolah tahu bahwa hari ini bukan hari biasa. Di halaman pesantren, barisan mahasantri tampak berarak dengan langkah penuh haru….
- Wisuda Ke-2 Ma’had Aly Andalusia: Momentum Bersejarah Bagi Lulusan Perdana Sarjana Sastra Arab (S.Sa.)Post Views: 66 Banyumas – Senin, 20 Oktober 2025 menjadi hari bersejarah bagi Ma’had Aly Andalusia. Setelah sukses melaksanakan wisuda perdana tahun sebelumnya, kini Ma’had Aly Andalusia kembali menggelar Wisuda Ke-2 yang berlangsung khidmat di…
- Fatimah Al-Fihri: Perempuan di Balik Universitas Tertua di DuniaPost Views: 182 Sejarah peradaban Islam tidak hanya ditulis oleh pena para ulama, tetapi juga oleh tangan-tangan perempuan yang berani bermimpi besar. Salah satu di antaranya adalah Fatimah binti Muhammad Al-Fihri, sosok inspiratif dari Fez,…
- Webinar Perdana Ma’had Aly Andalusia Tanamkan Semangat Santri Kreatif dan Literatif di Era DigitalPost Views: 163 Webinar Leler, Banyumas Ma’had Aly Andalusia sukses menggelar webinar perdana sebagai bagian dari rangkaian Lomba Kreasi Santri dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025. Mengusung tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia,”…
Berita Terkini Seputar Ma’had Aly Andalusia Leler Banyumas !!!
Dapatkan update terbaru dan informasi menarik lainnya seputar Ma’had Aly Andalusia Leler Banyumas hanya di website resmi kami: maalyandalusia.ac.id.
Temukan berbagai artikel yang inspiratif dan bermanfaat tentang kehidupan akademik, program pendidikan, kegiatan santri, dan berbagai info penting lainnya. Segera kunjungi situs official Ma’had Aly Andalusia untuk memperluas wawasan dan mengikuti perkembangan terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda!
#santrilelermendunia #ponpesattaujieh2andalusia
Tinggalkan Balasan