Andalusia, 14 Juni 2025. Di tengah semarak Haflah Akhirussanah ke-11 tahun lalu, sebuah penampilan megah kembali mencuri perhatian di panggung Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Andalusia: pentas Ratoh Jaroe. Lebih dari sekadar pertunjukan, tarian khas Aceh ini telah menjelma menjadi simbol kekompakan, dedikasi, serta jembatan budaya yang diperkenalkan dengan penuh kebanggaan oleh para santriwati. Dengan lebih dari 200 penari yang memenuhi panggung, dentuman tepuk tangan dan irama serempak mereka tak hanya menghibur, namun juga menggema sebagai warisan nusantara di tanah Leler, Banyumas.
Perjalanan Ratoh Jaroe di Andalusia merupakan kisah inspiratif tentang bagaimana inisiatif sederhana tumbuh menjadi sebuah kebanggaan bersama. Semua bermula dari sebuah acara kecil pada tahun 2017, di mana hanya sepuluh santriwati yang berani memperkenalkan tarian ini di hadapan pimpinan pesantren. Dukungan dari para pengasuh membuat semangat mereka tak berhenti di situ. Tahun berikutnya, tarian ini tampil perdana dalam Haflah Akhirussanah ke-3 dengan formasi 16 penari.


Sejak saat itu, Ratoh Jaroe terus bertumbuh dan mengakar kuat dalam budaya pesantren. Dari belasan, kini jumlah penari meningkat hingga mendekati 200 orang, menjadikannya salah satu pertunjukan seni wajib dan paling dinantikan setiap tahunnya. Tahun ini, dalam Haflah Akhirussanah ke-12, Ratoh Jaroe Andalusia akan tampil dengan sentuhan inovatif. Tak hanya menghadirkan kekuatan dari sisi jumlah penari, namun juga membawa nuansa segar melalui koreografi gerakan baru serta kombinasi lagu yang berbeda. Inovasi ini diharapkan mampu menghadirkan kesan yang lebih memukau, tetap setia pada akar filosofis tarian Aceh, namun dinamis dengan semangat zaman.
“Inilah kehormatan sekaligus tantangan besar. Melatih ratusan santriwati dengan gerakan yang harus seragam dan satu napas itu tidak mudah,” tutur salah satu pembina. “Bukan hanya soal jadwal latihan yang ketat, tapi juga soal ketelitian membaca setiap detail gerakan. Dalam Ratoh Jaroe, keselarasan adalah segalanya. Satu gerakan yang meleset bisa memecah harmoni. Kami terus berupaya menciptakan kombinasi yang baru agar pertunjukan ini selalu hidup dan tidak stagnan.”


Proses panjang dan latihan yang konsisten menjadi kunci keberhasilan tim ini. Tidak hanya dari segi teknis gerakan, namun juga keselarasan semangat dan jiwa dalam setiap hentakan tangan dan syair yang dilantunkan. Di Andalusia, Ratoh Jaroe bukan sekadar seni panggung. Ia adalah proses pendidikan karakter,melatih ketekunan, kedisiplinan, kekompakan, ketahanan fisik, serta kecintaan terhadap budaya. Tarian ini menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan santri, menyatukan tradisi dan religiositas dalam irama dan gerakan yang serempak dan penuh makna.
Dengan pencapaian dan eksistensinya saat ini, Ratoh Jaroe Andalusia telah menjelma menjadi lebih dari sekadar pertunjukan seni. Ia adalah suara budaya Aceh yang menggema megah di Andalusia, menjadi saksi bahwa semangat tradisi mampu hidup harmonis dalam jiwa generasi santri yang terus melangkah maju.
Oleh : Nabilatunnisa
Kabar Terkini dari Ma’had Aly Andalusia Leler Banyumas
Ikuti perkembangan terbaru seputar akademik, kegiatan santri, dan dinamika organisasi di Ma’had Aly Andalusia melalui website resmi: maalyandalusia.ac.id. dan malyjurnalistik.com
Temukan informasi aktual, artikel inspiratif, dan liputan kegiatan langsung dari sumbernya. Jangan lupa ikuti juga media sosial kami untuk update cepat dan konten menarik setiap harinya.
follow Media Sosial
Tinggalkan Balasan